"Setiap umat mempunyai batas waktu (ajal-nya), makakala ia
telah tiba, maka mereka tidak akan bisa mengundurkannya sesaat pun, tidak pula
mereka bisa memajukannya." (QS 7:34)
Bulan-bulan ini bangsa Indonesia diharu-biru oleh
berbagai isu, ketegangan konflik dan meningkatnya suhu politik, serta berbagai
perilaku aneh para politisi dan kontestan pemilu caleg yang gagal. Ada yang
stress, depresi berat, lalu gila. Ada yang 'mutung' mengambil kembali barang
bantuannya yang sudah diberikannya ketika kampanye tapi gagal menang pileg.
Bahkan tidak sedikit yang bunuh diri, dan-atau melakukan pembunuhan.
Fenomena-fenomena aneh dalam praktek kehidupan sosial dan sistem
politik bangsa Indonesia saat ini semakin memperlihatkan praktek dan perwujudan
cara berfikir (filsafat/pandangan dunia) yang jauh dari realisasi asasi
nilai-nilai luhur Panca Sila: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyaratan-perwakilan". Jelasnya hampir semua
(sebagian besar) perilaku sosial-politik bangsa Indonesia kini didominasi
kendali paham pikir keserakahan materialistis. Prinsip falsafah Pancasilais:
"Ketuhanan Yang Maha Esa" dan "Kemanusiaan yang adil dan
beradab" telah tergusur oleh falsafah "Keuangan yang maha kuasa"
dan "Kebinatangan yang zalim dan biadab".http://www.scribd.com/doc/495638/Atlantis-Jejak-Sejarah-Pengetahuan-Manusia?autodown=pdf
Praktek
kehidupan sosial-politik dan ekonomi anak bangsa tak lagi terpimpin oleh
semangat kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah-Kebijaksaan. Demokrasi masih
menjadi sekedar menjadi alat formal-prosedural pengumpul legitimasi untuk
berkuasanya para elite politik-ekonomi. Paling tidak itulah yang dirasakan oleh
beberapa pengamat dan tokoh-tokoh yang prihantin dengan kondisi bangsa
Indonesia saat ini.
Lalu apa hubungannya dengan Plato, filosof kelahiran
Yunani (Greek philosopher) yang hidup 427-347 Sebelum Masehi (SM)? Plato adalah
salah seorang murid Socrates, filosof arif bijaksana, yang kemudian mati
diracun oleh penguasa Athena yang zalim pada tahun 399 SM. Setelah kematian
gurunya, Plato sering bertualang, termasuk perjalanannya ke Mesir.
Pada tahun 387 SM dia kembali ke Athena dan
mendirikan Academy, sebuah sekolah ilmu pengetahuan dan filsafat, yang kemudian
menjadi model buat universitas moderen. Murid yang paling terkenal dari Academy
tersebut adalah Aristoteles yang ajarannya punya pengaruh yang hebat terhadap
filsafat sampai saat ini.
Demi pemeliharaan Academy, banyak karya Plato yang
terselamatkan. Kebanyakan karya tulisnya berbentuk surat-surat dan
dialog-dialog, yang paling terkenal adalah Republic. Karya tulisnya mencakup
subjek yang terentang dari ilmu pengetahuan sampai kepada kebahagiaan, dari
politik hingga ilmu alam.
Dua dari dialognya, Timeaus and Critias, memuat satu-satunya referensi
orsinil tentang pulau Atlantis (the island of Atlantis).
Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian
mutakhir yang dilakukan oleh Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teorinya bahwa
Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan
penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost
Civilization (2005).
Santos menampilkan 33 perbandingan ciri-ciri dari 12
lokasi di muka bumi yang diduga para sarjana lain sebagai situs Atlantis,
seperti luas wilayahnya, cuacanya, kekayaan alamnya, gunung berapinya, dan cara
bertaninya, dll. yang akhirnya Santos menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
Indonesia sekarang. Salah satu buktinya adalah sistem terasisasi sawah yang
khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur,
Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Video: klik di sini
1997 Interview
with Prof. Arysio Santos - Atlantis, The Lost Continent Finally Found
Aryso Santos
juga menerapkan analisis filologis (ilmu kebahasaan), antropologis dan
arkeologis dalam penelitiannya. Dia banyak mendapatkan petunjuk dari
reflief-relief dari bangunan-bangunan dan artefak bersejarah dan piramida di
Mesir, kuil-kuil suci peninggalan peradaban Maya dan Aztec di Amerika Selatan,
candi-candi dan artefak-artefak bersejarah peninggalan peradaban Hindu di
lembah sungai Hindustan (Peradaban Mohenjodaro dan Harrapa). Juga dia
mengumpulkan petunjuk-petunjuk dari naskah-naskah kuno, kitab-kita suci
berbagai agama seperti the Bible dan kitab suci Hindu Rig Veda, Puranas, dll.
Konteks
Indonesia Secara Geologis dan Geografis
Menurut Prof. Dr. H. Priyatna Abdul Rasyid, Ph.D.
Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis:
bukanlah suatu kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof.
Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU No. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan
Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan
pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui
oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada
masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu
benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti
halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis
merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra,
Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai
pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan
dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan
benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus.
Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es
(era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara
bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka
tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air yang berasal dari es yang
mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera
yang membentuk Danau Toba dengan pulau Samosir, yang merupakan puncak gunung
Toba yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari
adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan
lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Kata Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala,
yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis),
Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu
merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu
pengetahuan-teknologi, dan lain-lainnya. Plato menduga bahwa letak Atlantis itu
di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar
dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.Ocean berasal dari
kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat
itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus,
Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis.
Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai
gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es di muka bumi mencair dan mengalir ke
samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar
biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan
ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang
meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang
dahsyat.
Santos, dengan mengutip teori para geolog,
menamakannya sebagai Heinrich Events, bencana katastrop yang berdampak global.
Beberapa artikel resume dari buku Aryso Santos ini dipublikasikan di situs
internetnya di http://www.atlan.org.
Menurut Santos, dalam usaha mengemukakan pendapat
mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan,
pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak
benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak
berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah
semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica
veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang
kepada kebenaran."
Priyatna mengatakan: "Namun, ada beberapa
keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa
lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan
sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai
gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa,
Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani.
Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali."
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung
berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut
ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur
dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur
yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa
ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote
sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di
wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan
lumpur panas dari masa yang lampau.
Menurut Priyatna, bahwa Indonesia adalah wilayah yang
dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur.
Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis
pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan
bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita
belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir
untuk dapat mengatasinya.
Koran Republika, Sabtu, 18 Juni 2005 menulis bahwa
para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia. Hingga kini cerita
tentang benua yang hilang 'Atlantis' masih terselimuti kabut misteri. Sebagian
orang menganggap Atlantis cuma dongeng belaka, meski tak kurang 5.000 buku soal
Atlantis telah ditulis oleh para pakar.
Bagi para arkeolog atau oceanografer moderen,
Atlantis tetap merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki di mana
sebetulnya lokasi sang benua. Banyak ilmuwan menyebut benua Atlantis terletak
di Samudera Atlantik.
Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan
meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land,
suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600
tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya
zaman es.
"Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis
is Indonesia," kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof
Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana gelaran 'International
Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People
in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.
Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh
banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan
penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina
Selatan yang tenggelam setelah zaman es.
Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian
ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologi molekuler. Tema
ini, lanjutnya, bahkan menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium
internasional di Solo, 28-30 Juni 2005
Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa
dari benua Atlantis — jika memang benar — adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan
kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip
dengan bangsa Austronesia tertua.
Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat
kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa Atlantis yang disebut-sebut
dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai tenggelamnya 'benua
Atlantis', bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru.
Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa
pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni pada 3.500
sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.
Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry
Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari sebagian pakar yang
menyatakan bahwa benua Atlantis terletak di Indonesia. Namun hal itu masih
debatable.
Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah
daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira
dua kali negara India. "Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal
Sumatra, Jawa atau Kalimantan," terang Harry. Menurut dia, sah-sah saja
para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah yang tenggelam itu adalah benua Atlantis
yang hilang, meski itu masih menjadi perdebatan yang perlu diverifikasi secara
ilmiah oleh berbagai pihak yang berwenang (otoritatif), misalnya Badan
Arkeologi Nasional RI.
Dominasi
Austronesia
Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai
rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini
memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang
tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut
kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.
"Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka?
Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang
lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang
tinggi," tutur Umar.
Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan
penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir
zaman es. Populasi yang sudah maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia
daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan
peradaban.
Apa yang diungkap Prof. Dr. Umar Anggara Jenny dan
Harry Truman tentang sebaran dan pengaruh bahasa dan bangsa Austronesia ini dibenarkan
oleh Prof.Dr. Abdul Hadi WM, budayawan dan sastrawan terkemuka Indonesia.
Konteks
Indonesia secara Filosofis dan Ruhaniyah
Secara filosofis dan historis, apa yang telah
dirumuskan oleh para Founding Fathers Republik Indonesia menjadi Panca Sila,
apakah secara langsung atau tidak, mungkin terinspirasi atau ada kemiripan
(paralelisme) dengan konsep Plato tentang "Negara Ideal" yang
tertulis dalam karyanya "Republic". Konsep Plato tentang sistem
kepemimpinan masyarakat dan siapa yang berhak memimpin bangsa, bukanlah
berdasarkan sistem demokrasi formal-prosedural yang liberal ala demokrasi Barat
(Amerika) saat ini. Secara sederhana konsep kepemimpinan Platonis adalah
"King Philosopher" atau "Philospher King". Konsep ini Plato
dapatkan dari kisah tentang sistem pemerintahan dan negara Atlantis.
Menurut Plato suatu bangsa hanyalah akan selamat
hanya bila dipimpin oleh orang yang dipimpin oleh "kepala"-nya (oleh
akal sehat dan hati nuraninya), dan bukan oleh orang yang dipimpin oleh
"otot dan dada" (arogansi), bukan pula oleh "perut"
(keserakahan), atau oleh "apa yang ada di bawah perut" (hawa nafsu).
Hanya para filosof, yang dipimpin oleh kepalanya, yaitu para pecinta kebenaran
dan kebijaksanaan-lah yang dapat memimpin dengan selamat, dan bukan pula para sophis
(para intelektual pelacur, demagog) seperti orang kaya yang serakah (tipe
Qarun, "manusia perut" zaman Nabi Musa), atau tipe Bal'am
(ulama-intelektual-penyihir yang melacurkan ilmunya kepada tiran Fir'aun).
Plato membagi jenis karakter manusia menjadi 3: "manusia kepala"
(para filosofof-cendikiawan-arif bijaksana), "manusia otot dan dada"
(militer), dan "manusia perut" (para pedagang,
bisnisman-konglomerat). Negara akan hancur dan kacau bila diserahkan
kepemimpinannya kepada "manusia otot-dada" atau "manusia
perut", menurut Plato.
Dr. Jalaluddin Rakhmat menjelaskan dalam konteks
terminologi agama mutakhir: Islam, istilah Philosophia atau Sapientia, era
Yunani itu identik dengan terminologi Hikmah dalam al-Qur'an. Istilah Hikmah
terkait dengan Hukum (hukum-hukum Tuhan Allah SWT yang tertuang dalam
Kitab-Kitab Suci para Nabi dan para Rasul Allah, utamanya Al-Qur'an al-Karim,
dan Sunnah Rasulullah terakhir Muhammad SAW, yang telah merangkum dan
melengkapi serta menyempurnakan ajaran dan hukum rangkaian para nabi dan rasul
Allah sebelumnya. Hukum yang berdasarkan dan bergandengan dengan Hikmah, bila
ditegakkan oleh para Hakim dalam sebuah sistem Hukumah (pemerintahan) inilah
yang akan benar-benar dapat merealisasikan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmah-kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan, serta
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka semakin jelaslah mengapa konsep kepemimpinan
berdasarkan Panca Sila itu terkait erat dengan konsep kepemimpinan negara versi
Plato, karena ia mengambilnya dari peradaban tertua yang luhur dari peradaban
umat manusia pertama (Adam As dan keturunannya) yang mendapat hidayah dan ilmu
langsung dari Tuhan YME: Allah SWT. Dan entah benar atau tidak, lokasinya
adalah di Nusantara (Asia Tenggara).
Surga
Atlantis, Yunani dan Indonesia
Plato mendapatkan ilham filsafat politiknya serta
informasi tentang peradaban dan perikehidupan bangsa antik yang luhur Atlantis,
dari Socrates gurunya, juga dari jalur kakeknya yang bernama Critias. Di mana
Critias mendapatkan berita tentang Atlantis dari Solon yang mendapatkannya dari
para pendeta (ruhaniawan) di Mesir kuno.
Menurut penelitian Aryso Santos,
para pendeta (rohaniwan) Mesir kuno ini, mewarisi informasi tentang Atlantis
ini dari para leluhurnya yang berasal dari Hindustan (India yang merupakan
peradaban Atlantis ke-2) dari peradaban bangsa Atlantis pertama di Sunda Land
(Lemuria) atau Nusantara. Aryso Santos juga menemukan banyak
informasi-informasi yang mengarahkan kesimpulannya dari artefak-artefak dan
situs bersejarah di Mesir.
Aryso Santos juga menemukan bahwa cerita tentang
Atlantis terkait dengan kisah para "dewa' dalam mitologi Yunani dan
perikedupan manusia pertama, keluarganya dan masyarakat keturunannya,. Cerita
ini ada kemiripan dengan kisah Zeus dalam mitology dan legenda Yunani, juga
dengan kisah dalam kitab suci Hindu Rig Veda, Puranas, dll. "All nations,
of all times, believed in the existence of a Primordial Paradise where Man
originated and developed the fist civilization ever. This story, real and true,
is told in the Bible and in Hindu Holy Books such a the Rig Veda, the Puranas
and many others. That this Paradise lay "towards the Orient" no one
doubts, excepting some die-hard scientists who stolidly hold that the different
civilizations developed independently from each other even in such unlikely,
late places such as Europe, the Americas or the middle of the Atlantic Ocean.
This, despite the very considerable contrary evidence that has developed from
essentially all fields of the human sciences, particularly the anthropological
ones. It is mainly on those that we base our arguments in favor of the reality
of a pristine source of human civilization traditionally called Atlantis or
Eden, etc." tulis Aryso Santos.
Yang cukup
mengejutkan adalah bahwa Peradaban kuno Atlantis, yang kemungkinan adalah
peradaban pertama umat manusia, justru sudah beradab (civilized) dan punya
kemampuan sains dan teknologi, dan sistem kemasyarakatan dan ketatanegaraan
ideal yang cukup maju yang tak terbayangkan oleh kita sekarang itu dapat
terjadi 11.600 tahun yang lalu. Dari sudut pandang umat Islam, hal ini tidaklah
mengherankan, karena Nabi Adam, sebagai manusia (kalifatullah) pertama telah
diajari Allah semua ilmu pengetahuan tentang nama-nama (QS 2 : 30)
Sebuah bangsa kepulauan, yang menurut anggapan Plato
berlokasi di tengah Samudra Atlantik, dihuni oleh suatu ras manusia yang mulia
dan sangat kuat (noble and powerfull). Rakyat tanah air tersebut sangat makmur
sejahtera yang sangat bersyukur atas segala karunia sumber daya alam yang
diketemukan di seantero kepulauan mereka. Kepulauan itu adalah sebuah pusat
perdagangan dan kegiatan komersial. Pemerintahan negeri itu memperjalankan para
penduduknya untuk memperdagankan hasil buminya sampai ke Afrika dan Eropa
Negara
Atlantis.
Menurut cerita Plato Atlantis adalah wilayahnya
Poseidon, dewa laut. Ketika Poseidon jatuh cinta kepada wanita yang bisa mati,
Cleito, dia membuat sebuah sumur di puncak bukit di tengah-tengah pulau dan
membuat kanal-kanal air berbentuk lingkaran cincin di sekitar sumur tersebut
untuk melindungi istrinya itu. Cleito melahirkan lima pasang anak kembar laki-laki
yang menjadi penguasa pertama Atlantis. Negeri pulau itu dibagi-bagi di antara
para saudara laki-lakinya. Yang tertua, Atlas, raja pertama Atlantis, diberi
kontrol atas pusat bukit dan area sekitarnya.
Pada puncak tengah bukit, untuk menghormati Poseidon,
sebuah bangunan candi, kuil atau istana dibangun yang menempatkan sebuah patung
emas raksasa dari Poseidon yang mengendarai sebuat kereta yang ditarik kuda
terbang. Di sinilah para penguasa Atlantis biasa mendiskusikan hukum,
menentapkan keputusan dan memberi penghormatan kepada Poseidon.
Untuk memfasilitasi perjalanan dan perdagangan,
sebuah kanal (saluran) air dibuat memotong cincin-cincin kanal air yang
melingkari wilayah, sehingga terbentuk jalan air sepanjang 9 km ke arah selatan
menuju laut.
Kota Atlantis
menduduki tempat pada wilayah luar lingkaran cincin air, menyebar di sepanjang
dataran melingkar sepanjang 17 km. Inilah tempat yang padat penduduk di mana
mayoritas pendudukanya tinggal.
Di belakang kota terhampar seuatu lahan subur sepanjang
530 km dan selebar 190 km yang dikitari oleh kanal air lain yang digunakan
untuk memngumpulkan air dari sungai-sungai dan aliran air pengunungan. Iklimnya
memungkinkan mereka dapat 2 kali panenan dalam setahun. Pada saat musim
penghujan, lahan disirami air hujan dan pada musim panas/kemarau, lahan diairi
irigasi dari kanal-kanal air.
Mengitari dataran di sebelah utaranya ada pengunungan
yang menjulang tinggi ke langit. Pedesaaan, danau-danau dan sungai dan meadow
menandai titik-titik pengunungan.
Disamping hasil panenan, kepulauan besar tersebut
menyediakan semua jenis tanaman herbal, buah-buahan dan kacang-kacangan, dan
sejumlah hewan termasuk gajah, yang memenuhi kepulauan.
Dari generasi ke generasi orang-orang Atlantean hidup
dengan sederhana, hidup penuh dengan kebaikan. Namun lambat-laun mereka mulai
berubah. Keserakahan dan kekuasaan mulai mengkorupsi mereka. Ketika Maha Dewa
Zeus melihat ketidakdapatmatian (immortality) para penduduk Atlantis, maka Dia
mengumpulkan para dewa lainnya untuk menentukan sebuah hukuman yang layak bagi
mereka.
Segera, dalam sebuah bencana besar mereka lenyap.
Kepulauan Atlantis, penduduknya, dan ingatan-ingatanya musnah tersapu lautan.
Ringkasan cerita yang dikisahkan Plato ini sekitar
tahun 360 SM dalam dialognya Timaeus and Critias. Karya tulis Plato ini adalah
satu-satunya referensi yang diketahui mengenai Atlantis. Ini telah menimbulkan
kontroversi dan perdebatan lebih dari 2 ribu tahun lamanya.http://www.enlightenmentpathsir.com/rememberingatlantis.htm
Replika Situs
Atlantis yang dibangun Nabi Iskandar Zulkarnain telah diketemukan di Sumatra ?
Beberapa orang yang penulis
temukan secara tak sengaja, antara Januari-Mei tahun ini telah mengaku
menemukan jejak-jejak situs yang diduga kemungkinan besar adalah replika situs
Atlantis. Menurut pengakuan mereka, mereka terdorong oleh ilham dan mimpi serta
cerita-cerita tambo, mitos dan legenda yang diwarisi dari leluhur mereka
tentang cerita istana Dhamna yang hilang di tengah pulau Sumatra, di sekitar
perbatasan Propinsi Sumatra Barat, Jambi dan Riau.
Sekitar 6
bulan mereka melakukan riset dan ekspedisi ke lokasi, dengan partisipasi
seorang arkeolog dan panduan beberapa tokoh masyarakat adat setempat mereka
menemukannya di tengah bukit dan hutan yang sukar dijangkau manusia. Di tempat
yang sekarang dikenal sebagai Lubuk Jambi itu konon telah diketemukan oleh masyarakat
setempat berbagai artefak dan sisa bangunan peninggalan kerajaan Kandis, yang
diduga Atlantis itu di dekat sungai Kuantan Singgigi. Beberapa foto dirimkan
oleh mereka kepada penulis sebagai bukti hasil ekspedisi mereka. Namun
demikian, menurut informasi yang mereka dapat, tempat tersebut dijaga dan
dipelihara, selain oleh masyarakat adat setempat juga oleh kekuatan makluk
supra natural tertentu yang menjaganya ribuan tahun. Bahkan menurut mereka,
jarum kompas yang mereka bawa ke tempat itu pun tidak bisa berfungsi lagi,
karena pengaruh kutub magnetis bumi pun menjadi hilang di sana. Salah satu dari
tim ekspedisi itu mengaku melihat dan merasakan kehadiran semacam siluman
macan/harimau yang menjaga tempat itu. Wallahu 'alam bi shawab.
Namun terlepas dari benar
tidaknya pengakuan mereka, ada juga beberapa pihak yang mengaitkan
diketemukannya bukti-bukti situs Atlantis sebagai peradaban umat manusia
pertama dengan sejarah kehidupan Nabi Adam As dan anak-cucu keturunannya,
dengan prediksi kebangkitan kembali agama-agama dan spiritualisme dunia
menjelang akhir zaman. Ini konon terhubung dengan persiapan kedatangan Imam
Mahdi dan mesianisme kebangkitan kembali Nabi Isa al-Masih, sebelum kiamat
tiba.
Inilah yang
mungkin masih menjadi pertanyaan tersirat ES Ito yang menulis novel Negara
Kelima. Bagaimanakah revolusi menuju negara ke lima itu mendapatkan jalannya?
Nusantara, Indonesia sekarang, menurut Tato Sugiarto,
telah dipersiapkan Tuhan YME sebagai negeri tempat persemaian dan tumbuh
kembangnya kearifan ilahiah dan shopia perennialis yang berevolusi melalui
berbagai agama dunia dan kearifan-kearifan lokal nusantara, yang merefleksikan
falsafah Bhineka Tunggal Ika. Menurut pria kelahiran 1937, mantan tea taster
dan market analisis PT perkebunan I – IX Sumatara Utara – Aceh, walau terjadi
paradoks –di balik krisis lingklungan seiring dengan krisis peradaban global,
mengutip Alvin Tofler, terjadi pula gejala-gejala kebangkitan agama-agama, yang
paralel dengan kebangkitan spiritualisme menurut John Naisbit. Ini menutut
Tato, adalah pertanda masa transisi proses kebangkitan umat manusia menyosong
tranformasi menuju "Kebangkitan Peradaban Mondial Millenium Ketiga".
Gejala ini
juga terlihat jelas di kawasan Nusantara ini, dan pesan-pesannya pun dipahami
para ahli makrifat yang waskita. Walau fenomena ini tampil paradoksal, namun
sesungguhnya bersifat komplementer, merupakan survival instinct manusia. Ini
merupakan peringatan dini dalam mengatisipasi apocaliptic threats yang akan
hadir di masa datang. Prophetic intelegence yang relevan dengan itu
berabad-abad yang lampau sebenarnya telah diisyaratkan dalam Injil dan
al-Qur'an sebagai nubuat (ramalan) Kebangkitan Isa al-Masih (QS 3: 55, QS
19:33) ataupun yang dalam pagelaran wayang purwo ditampilkan sebagai mitos "Kresna
Gugah".
Tato Sugiarto menjelaskan: Wayang Purwo warisan Wali
Songo adalah "tontonan dan tuntunan" adiluhung yang cocok dengan
semua agama. Tampil sebagai seni budaya yang sarat dengan muatan aneka ilmu
pengetahuan. Medium pendidikan massal ini dikemas sebagai total arts, yang
kehadirannya mewakili pagelaran seni makrifat atau meditative arts. Kini wayang
purwo telah melampaui batas wilayah Nusantara, lalu diakui sebagai warisan
dunia, yaitu sejak dinyatakan oleh UNESCO (PBB) sebagai "A Masterpiece of
the Oral and Intangible heritage of Humanity" pada tgl 7 November 2003 di
Paris Perancis.
Gambar:
Dalam ungkapan
seorang aktifis urban sufism di Jakarta, Rani Angraini, "karena di sinilah
peradaban luhur pertama umat manusia berawal, maka di sini pula peradaban umat
manusia bangkit kembali dan berakhir di penghujung zaman." Wallahu 'Alam
bi shawab. (AYS)
Artikel terkait terlampir di: http://www.scribd.com/doc/495638/Atlantis-Jejak-Sejarah-Pengetahuan-Manusia?autodown=pdf
Sebagian dari
artikel ini telah dimuat di Majalah Madina No. 17, Juni 2009
Jawaban Soal
Atlantis Di Indonesia
Oleh: Ahmad
Yulden Erwin
Setelah berkonsultasi dengan "pakar" soal Atlantis
dari Indonesia, hehehe, saya dapat jawaban sebagai berikut: "Ada banyak
versi tentang Atlantis, Edgar Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan
Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 – 10.000 SM.) Negara
Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah atau pulau atau kalau sekarang
istilahnya mungkin provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan Atlantis
terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis
menurut para ahli terkena bencana alam besar paling sedikit 3 kali sehingga
menenggelamkan negara itu.
Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam
tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan
negara itu terjadi sekitar tahun 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub mencair
dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk
Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak
tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai
dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu
Nabi Nuh.
Kemungkinan besar karena memang mereka berasal dari
satu kebudayaan dan tempat yang sama. Mereka mengungsi ke daerah yang sekarang
kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah.
Mereka membawa ilmupengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah yang
baru."
Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame
Blavitszki — pendiri Teosofi — yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari
seorang "bijak" berasal dari benua Lemuria di India, Atlantis ini
lebih dikenal dengan nama benuanya, yaitu Lemuria. Di dalam kebudayaan Lemuria,
spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja para
dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai simbol energi
maskulin.
Hal ini cocok dengan spiritulitas di Indonesia yang
pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro
Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap
sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa
lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 4 kali oleh Sultana
(raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab Saudi yang sangat
maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat sekarang,
pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil. Di dalam
kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi (baik
spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang disebut
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang
berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu
kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan
Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu
terkebelakang dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai
menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang kemudian dikenal
menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu).
Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi perang Baratayuda
yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan teknologi laser dan
nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai padang Kurusetra
sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat).
Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke mesir,
mesopotamia (timur tengah), cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar
setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban di dunia waktu itu,
ilmu pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi
disebarkan secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok
esoteris yang ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa)
dan Yahudi. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai "Alkimia", yaitu
ilmu yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak
mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika
manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual)
Kelompok-kelompok Esoteris ini mulai menyadari bahwa
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan
kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah
sebabnya kelompok-kelompok Esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan
ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai
versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia.
Ajaran-ajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama
di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya
diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran
dan Kasih dalam dirinya.
Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari
berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru
berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama
justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana- mana. Sungguh
ironik, ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi
pusat konflik selama berabad-abad. Tapi, itu bukan salah dari agama, tetapi
para pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap untuk memasuki inti agama:
spiritualitas.
Pada masa abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung
dan Renaissance, kelompok-kelompok Esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini
mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi — ilmu pengetahuan dan
teknologi — untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung
menjadi alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih
luas. Kita mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri,
Copernicus, Galio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles
Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung
adalah tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang
berhubungan — kalau tidak bisa dikatakan dididik — oleh kelompok-kelompok
Esoteris ini.
Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan dunia saat
ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
seharusnya digunakan untuk "menyamankan" kehidupan sehari-hari
manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi
spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat
politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya
1000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada
tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan
spesies di bumi.
Belum lagi eksploitasi secara membabi buta
terhadap alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di
mana-mana. Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun
telah berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan
efek rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia
tidak secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai
50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New
York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri
Atlantis akan terulang kembali.
Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan
"Lemuria" atau "Atlantis" yang ada di bumi. Pada saat ini
dua akar konflik, yaitu "agama" dan "materialisme" telah
bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di
muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan
anti-human persis seperti perkembangan agama di Eropa dan timur tengah sebelum
masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk
mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai
ajaran sesat, bid'ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan
pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak
"partai-partai agama" yang berkuasa di berbagai negara, baik di
negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah
terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau
"agama-materialistik" ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud
dalam bentuk-bentuk teror yang mengancam dunia.
Sudah saatnya, para spiritualis di
"Lemuria" mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh temeh
tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus
diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas
prophetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksisteksi
seluruh spesies di "Lemuria", di bumi yang amat indah ini. Tugas ini
tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi
atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh "manusia-biasa"
juga harus terlibat di dalam tugas ini.
Jika hipotesis Prof. Santos memang benar, bahwa
Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang
tinggal di sini punya tugas (karma) yang penting. Ini bukan suatu kebetulan.
Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya,
bangkit Kasihnya, bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah jalannya
sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah. Kejayaan masa lalu bukan
hanya untuk dikenang, atau dibanggakan, tetapi harus menjadi
"energi-penggerak" kita untuk mengambil tanggung jawab dan tugas demi
kejayaan Indonesia dan keberlanjutan peradaban Lemuria beserta seluruh spesies
yang ada di bumi ini. Seperti kata Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang
bertajuk Indonesia Jaya, "Masa depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada
masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!"
Indonesia Bangkit! Lemuria Jaya!
Legenda
Atlantis, Indonesia Masuk Wilayahnya?
Peta dugaan kota
Atlantis di Indonesia (Google map/NASA)
ATLANTIS adalah legenda, Atlantis adalah misteri, dan Atlantis
selalu mengundang pertanyaan. Benua yang disebut sebagai taman eden atau surga
itu diyakini menjadi pusat peradaban dunia pada zaman es.
Meskipun manusia sudah mencari sisa-sisa
keberadaan kota ini selama ratusan tahun dan lebih dari 5.000 buku mengenai
Atlantis diterbitkan, tidak ada satu pun yang bisa memastikan di mana
sebenarnya Atlantis berada dan benarkah Atlantis itu memang ada atau hanya dongeng
yang dikisahkan filsuf Yunani, Plato. Ratusan ekspedisi yang menjelajahi
Siprus, Afrika, Laut Mediterania, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia hingga
Mesir untuk mencari jejak Atlantis pun belum memperoleh bukti valid di mana
surga Atlantis berada.
Setelah puluhan wilayah sebelumnya tidak juga memberi
bukti valid, Indonesia kini disebut-sebut sebagai tempat Atlantis sesungguhnya,
sebuah surga dunia yang tenggelam dalam waktu sehari semalam. Di antara begitu
banyak pakar yang meyakini Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio
Santos. Geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil ini melakukan penelitian selama
30 tahun untuk meneliti keberadaan Atlantis. Lewat bukunya, Atlantis: The Lost
Continent Finally Found, Santos memberikan sejumlah paparan serta analisisnya.
Santos menelusur lokasi Atlantis berdasarkan pendekatan ilmu geologi,
astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan comparative
mythology.
Menurut Santos, tidak kunjung ditemukannya jejak
Atlantis karena orang-orang mencari di tempat yang salah. Mereka seharusnya
mencari lokasi tersebut di Indonesia karena berbagai bukti yang kuat mendukung
hal tersebut. Pendapat Santos ini memang masih diperdebatkan mengingat hingga
kini belum ada ekspedisi khusus untuk mencari lokasi Atlantis di kepuluan
Indonesia. Dalam keyakinan Santos, Atlantis merupakan benua yang membentang
dari bagian selatan dari India bagian selatan, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, dan Paparan Sunda.
Santos meyakini benua menghilang akibat letusan
beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekira 11.600
tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung
Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon
letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang
terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang
tsunami sangat besar. Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat
Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi
yang kemudian disebut Atlantis.
Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya
hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia.
Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa
peradaban mereka di wilayah baru. "Kemungkinan besar dua atau tiga spesies
manusia seperti 'hobbit' yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah
dalam waktu yang hampir sama," tulis Santos. Sebelum terjadinya bencana
banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua
Asia.
Berdasarkan cerita Plato, Atlantis merupakan negara
makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Dasar inilah yang menjadi salah
satu teori Santos mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia. Perlu dicatat
bahwa Atlantis berjaya saat sebagian besar dunia masih diselimuti es di mana
temperatur bumi kala itu diperkirakan lebih dingin 15 derajat Celsius daripada
sekarang. Wilayah yang bermandi sinar matahari sepanjang waktu pastilah berada
di garis khatulistiwa dan Indonesia memiliki prasyarat untuk itu. Dalam cerita
yang dituturkan Plato, Atlantis juga digambarkan menjadi pusat peradaban dunia
dari budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, bahasa, dan lain-lain.
Plato juga menceritakan negara Atlantis yang kaya
dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju.
Merujuk cerita Plato, wilayah Atlantis haruslah berada di daerah yang diyakini
beriklim tropis yang memungkinkan adanya banyak bahan mineral dan pertanian
yang maju karena sistem bercocok tanam yang maju hanya akan tumbuh di daerah
yang didukung iklim yang tepat seperti iklim tropis. Kekayaan Indonesia
termasuk rempah-rempah menjadi kemungkinan lain akan keberadaan Atlantis di
wilayah Nusantara ini. Kemasyhuran Indonesia sebagai surga rempah dan mineral
bahkan kemudian dicari-cari Dunia Barat.
Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang
mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua
Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak
peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan
nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika
dan Afrika. Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum
ditemukannya Benua Amerika, Samudra Atlantik yang dimaksud adalah terusan
Samudra Pasifik dan Hindia.
Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu
karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu
banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa
selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis? Santos
menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia
sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah
tentang siapa penemu perdaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan
Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat
peradaban dunia akan hancur.
"Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia)
kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu
humaniora, seperti antropologi, sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi,
paleantropologi dan bahkan mungkin agama," tulis Santos dalam bukunya.
Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis
adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara
India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau
di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan
sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.
Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk
asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia
yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar
dalam sejarah keberadaan manusia. Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di
barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200
bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300
juta orang. Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia
tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang
meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena
kurang dilengkapi bukti-bukti.
Pakar Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Prof Wahyu Hantoro mengatakan analisa Santos masih berupa hipotesa.
Wahyu juga menilai pelu dijelaskan lebih lanjut kategorisasi jenis kebudayaan
tinggi yang ada pada zaman Atlantis serta gelombang setinggi apa yang bisa
membuat Paparan Sunda terbelah.(Koran SI/Koran SI/mbs)
Dua puluh
empat syarat menjadi Atlantis, mungkinkah Indonesia?
Seorang Brasil
Profesor Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya berjudul "Atlantis, The
Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost
Civilization" yang menyatakan bahwa Atlantis adalah Indonesia, masih
banyak komentar (bahkan yakin) bahwa benua Atlantis adalah Indonesia, tepatnya
Sundaland (paparan Sunda).
Di bawah ini saya kutipkan 24 syarat Atlantis
(di mana saja di seluruh dunia) hasil kesepakatan para peneliti Atlantis dari
15 negara yang berkumpul di Pulau Milos, Yunani, dari 11 hingga 13 Juli 2005.
Mereka bertukar pikiran mengenai keberadaan Benua Atlantis.
Selama konferensi dengan judul "Hipotesis
Atlantis – Mencari Benua yang Hilang", para spesialis dalam bidang
arkeologi, geologi, volkanologi dan ilmu-ilmu lain memperesentasikan
pandangannya tentang keberadaan Atlantis, waktu menghilangnya, penyebabnya, dan
kebudayaannya.
Para ilmuwan menduga bahwa bencana yang dimaksud
adalah Tsunami dan gempa bumi akibat meletus'nya gunung berapi. Seorang Brasil
Profesor Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya berjudul "Atlantis, The
Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost
Civilization" yang menyatakan bahwa Atlantis adalah Indonesia. apakah
dengan pendapat dari proffesor brasil itu Keberadaan Atlantis Terkuak di
Indonesia ????
Ada 24 syarat Atlantis (di mana saja di seluruh
dunia) hasil kesepakatan para peneliti Atlantis dari 15 negara yang berkumpul
di Pulau Milos, Yunani, dari 11 hingga 13 Juli 2005. Mereka bertukar pikiran
mengenai keberadaan Benua Atlantis, peserta konferensi akhirnya setuju pada 24
kriteria yang secara geografis harus memenuhi persyaratan keberadaan lokasi
Atlantis, yaitu:
1. Metropolis Atlantis harus terletak di suatu tempat
yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada.
2. Metropolis Atlantis harus mempunyai morfologi yang
jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat.
3. Atlantis harus berada di luar Pilar-pilar
Hercules.
4. Metropolis Atlantis lebih besar dari Libya dan
Anatolia, dan Timur Tengah dan Sinai (gabungan).
5. Atlantis harus pernah dihuni oleh masyarakat
maju/beradab/cerdas (literate population) dengan ketrampilan dalam bidang
metalurgi dan navigasi.
6. Metropolis Atlang dengan Athena.
8. Metropolis Atlantis harus mengalami penderitaan
dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan (unprntis harus secara rutin
dapat dicapai melalui laut dari Athena.
7. Pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam
situasi peraecedented proportions).
9. Metropolis Atlantis harus tenggelam seluruhnya
atau sebagian di bawah air.
10. Waktu kehancuran Metropolis Atlantis adalah 9000
tahun Mesir, sebelum abad ke-6 SM.
11. Bagian dari Atlantis berada sejauh 50 stadia (7,5
km) dari kota.
12. Atlantis padat penduduk yang cukup untuk
mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal, 1.200.000
pasukan)
13. Ciri agama penduduk Atlantis adalah mengurbankan
banteng-banteng.
14. Kehancuran Atlantis dibarengi oleh adanya gempa
bumi.
15. Setelah kehancuran Atlantis, jalur pelayaran
tertutup.
16. Gajah-gajah hidup di Atlantis.
17. Tidak mungkin terjadi proses-proses selain proses-proses
fisik atau geologis yang menyebabkan kehancuran Atlantis.
18. Banyak mata air panas dan dingin, dengan
kandungan endapan mineral, terdapat di Atlantis.
19. Atlantis terletak di dataran pantai berukuran
2000 X 3000 stadia, dikelilingi oleh pegunungan yang langsung berbatasan dengan
laut.
20. Atlantis menguasai negara-negara lain pada
zamannya.
21. Angin di Atlantis berhembus dari arah utara
(hanya terjadi di belahan bumi utara)
22. Batuan Atlantis terdiri dari bermacam warna:
hitam, putih, dan merah.
23. Banyak saluran-saluran irigasi dibuat di
Atlantis.
24. Setiap 5 dan 6 tahun sekali, penduduk Atlantis
berkurban banteng.
Dibawah ini ada beberapa kutipan dari Plato mengenai
Atlantis
Lokasi Atlantis
"Kekuatan ini datang dari samudera Atlantik. Pada
waktu itu, samudera Atlantik dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak
di hadapan selat yang engkau sebut pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih luas
dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan
pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau
dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik. Laut yang
ada di dalam pilar-pilar Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang
memiliki pintu masuk sempit. Namun laut yang di luarnya adalah laut yang
sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas.
Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan
pulau dan pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya"
(Timaeus)
Asal mula bangsa Atlantis
"Sebelumnya aku telah berbicara mengenai
pembagian wilayah yang diadakan bagi para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke
seluruh dunia dalam proporsi yang berbeda-beda. Dan Poseidon, menerima
bagiannya, yaitu pulau Atlantis." (Critias)
"Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran
yang dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung
yang tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya. Di gunung itu tinggal seorang
pria fana bernama Evenor yang memiliki seorang istri bernama Leucippe. Mereka
memiliki satu anak perempuan bernama Cleito. Ketika Cleito telah dewasa, ayah
dan ibunya meninggal dunia. Poseidon jatuh cinta dan bersetubuh
dengannya." (Critias)
Karakteristik Tanah Atlantis
"Poseidon lalu memecahkan tanah di sekitar bukit
tempat tinggal Cleito sehingga bukit itu terpisah dari dataran lain. Bukit itu
sekarang dikelilingi oleh laut yang berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua
bagian daratan seperti ini sehingga jumlahnya menjadi dua daratan yang
dikelilingi tiga wilayah perairan." (Critias)
"Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang
berjarak sama dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu
kapalpun yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di tengah-tengah
pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam
makanan muncul dari tanah yang subur." (Critias)
Nenek Moyang bangsa Atlantis
"Poseidon dan Cleito memiliki lima pasang anak
kembar laki-laki. Ia lalu membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia
memberikan kepada anak tertua dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu
mereka dan wilayah yang mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan
terbaik. Ia juga menjadikannya raja atas saudara-saudaranya. Poseidon memberi
nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu disebut
Atlantik." (Critias)
Kemakmuran Bangsa Atlantis
"Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di
dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar." (Critias)
"Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari
curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat."
(Critias)
"Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di
pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga
apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan
para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun
hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun
dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah" (Critias)
Struktur Masyarakat Atlantis
"Pada masa itu, wilayah Atlantis didiami oleh
berbagai kelas masyarakat. Ada tukang batu, tukang kayu, ada suami-suami dan
para prajurit. Bagi para prajurit, mereka mendapat wilayah sendiri dan semua
keperluan untuk kehidupan dan pendidikan disediakan dengan berlimpah. Mereka
tidak pernah menganggap bahwa kepunyaan mereka adalah milik mereka sendiri.
Mereka menganggapnya sebagai kepunyaan bersama. Mereka juga tidak pernah
menuntut makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan." (Critias)
"Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil
Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat
pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan
untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan
untuk kebutuhan bersama." (Critias)
"Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi
mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana
dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh." (Critias)
'Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga
kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan
sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan
laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan
cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan
adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia karena
ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya." (Critias)
Teknologi Atlantis
"Mereka membangun kuil, istana dan
pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh wilayah dengan susunan
sebagai berikut : pertama mereka membangun jembatan untuk menghubungkan wilayah
air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke
arah istana. Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan nenek
moyang mereka yang terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja
menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga mereka
mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah." (Critias)
"Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300
kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga
membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar
dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar." (Critias)
Kehancuran Pulau Atlantis
"9.000 tahun adalah jumlah tahun yang telah
berlangsung sejak perang yang terjadi antara mereka yang berdiam di luar
pilar-pilar Herkules dengan mereka yang berdiam di dalamnya. Perang inilah yang
akan aku deskripsikan." (Critias)
"Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota
Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari
Atlantis, yaitu seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar
dibanding gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa
bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah
yang berlayar ke bagian samudera yang lain." (Critias)
"Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000
tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama
waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam
sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu
wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan
menutupinya dari pandangan mata." (Critias)
"Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar
biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu
muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)
"Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir
yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke
dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena
alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan
dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau
tesebut." (Timaeus)
Penutup - Pelajaran dari Atlantis
"Selama banyak generasi, karakter yang mulia
hidup di dalam diri mereka, mereka patuh kepada hukum dan memiliki ketertarikan
yang kuat kepada dewa. Mereka memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan
kelemahlembutan dengan kebijaksanaan di dalam berbagai aspek kehidupan dan
dalam hubungannya dengan sesama." (Critias)
"Mereka tidak mau mengangkat senjata melawan
sesamanya, dan mereka akan segera bergegas menolong rajanya ketika ada usaha
untuk menggulingkannya. Mereka menolak segala kejahatan dan hanya melakukan
kebaikan. Mereka hanya menaruh sedikit perhatian untuk kehidupan mereka
sendiri. Mereka menganggap remeh harta benda emas dan perak yang sepertinya
hanya menjadi beban bagi mereka." (Critias)
"Bahkan ketika mereka berkelimpahan di dalam
kemewahan, mata hati mereka tidak dibutakan olehnya. Mereka sadar bahwa kekayaan
mereka akan bertambah oleh perbuatan baik dan persahabatan antara satu dengan
yang lain yang juga disertai dengan penghormatan antara sesama.
Karakter-karakter semacam itu terus bertumbuh di antara mereka." (Critias)
"Namun, karakter-karakter mulia tersebut mulai
memudar dan menjadi terlalu sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan
sifat-sifat duniawi, dan sifat itu kemudian menjadi pengendali. Karena itu
mereka tidak mampu lagi menanggung kekayaan yang mereka miliki. Mereka mulai
berperilaku tidak sepantasnya dan mata mereka menjadi rabun karena mereka telah
kehilangan harta mereka yang paling berharga." (Critias)
"Zeus, raja para dewa yang memerintah
berdasarkan hukum dan mampu melihat perbuatan-perbuatan jahat yang mereka
lakukan mulai mencanangkan hukuman bagi ras yang terhormat itu supaya mereka
dapat disadarkan dan dimurnikan. Lalu ia mulai mengumpulkan para dewa dari
tempat kediaman masing-masing. Setelah mereka semua berkumpul, Zeus berkata :
....." (Critias)
Sedangkan menurut Profesor Santos yang ahli Fisika
Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di
tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia,
katanya..Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP
(Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es
Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis
dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis,
parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana
emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya serta
bermandikan sinar matahari sehingga hujan dapat hadir sepanjang tahun. Menurut
Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan
diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk
Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara,
China, Polynesia, dan Amerika.
Bila saya tilik dari 24 syarat tersebut
1. Metropolis Atlantis harus terletak di suatu tempat
yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada. "Paparan sunda dulu
pernah ada sekarang tenggelam di dasar lautan"
2. Metropolis Atlantis harus mempunyai morfologi yang
jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat.
"Bila kita tilik gambaran jaman es, tetap indonesia terdiri dari
selang-seling daratan dan perairan berbentuk cincin memusat"
3. Atlantis harus berada di luar Pilar-pilar
Hercules."Yang di maksud dengan pilar-pilar hercules mungkin jejeran
pegunungan dengan gunung api, klo menyangkut itu tidak perlu di bantah lagi.
dari aceh hingga maluku tersebar jejeran pegunungan yg menyambung menjadi ring
of fire"
4. Metropolis Atlantis lebih besar dari Libya dan
Anatolia, dan Timur Tengah dan Sinai (gabungan)."Menurut Proff Santos,
besar paparan sunda bila di di jumlahkan luas'nya sebesar area tersebut"
5. Atlantis harus pernah dihuni oleh masyarakat
maju/beradab/cerdas (literate population) dengan ketrampilan dalam bidang
metalurgi dan navigasi."Buku "Penjelajah Bahari, Pengaruh Peradaban
Nusantara di Afrika", karya Robert Dick-Read, terbitan Mizan, Juni 2008,
membawa angin segar terhadap bukti-bukti arkeologis tentang peranan pelaut
Indonesia kuno dalam memajukan perdagangan dunia. 4000 tahun lalu, jejak pelaut
Indonesia terekam di kerajaan Mesir, Fir'aun dinasti ke-12, Sesoteris III.
Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni,
kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat "Punt" berasal. Meski
dukungan arkeologis sangat kurang, negeri "Punt" dapat diidentifikasi
setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di
Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan
Maluku, Indonesia. Dengan ditemukannya sisa-sisa kambing di situs pemukiman
Pulau Timor, menjadi bukti perdagangan pelaut Austronesia dengan Timur tengah
dan kemungkinan kuat menggunakan kano atau perahu untuk pengangkutannya. Dimana
pelaut-pelaut nusantara telah lama mengarungi lautan dan menemukan pulau-pulau
eksotis, seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar, madagaskar, tanjung harapan jauh
sebelum bangsa Arab ataupun Shirazi. bahkan orang jawa terkenal dengan kapal
besar / bahtera berbobot 1000 ton ( sebesar kapal induk jaman modern ) yg
dipanggil jung (jenis kapal ini punah stelah Belanda memonopoli perdagangan dan
melakukan penjajahan)
6. Metropolis Atlantis harus secara rutin dapat
dicapai melalui laut dari Athena."Pelaut Indonesia juga berhubungan erat
dengan kerajaan Romawi dan Yunani Kuno. Dengan sebuah pertanyaan ganjil,
mengapa rempah-rempah berupa kayu manis (cassia) atau Cinnamun dan lada bisa
sampai ke mediterania setelah pemindahan muatan di Horn of Africa? Robert
Dick-Read menulis dalam buku'nya"
7. Pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam
situasi perang dengan Athena."Mungkin saja catatan itu tenggelam bersama
negeri atlantis"
8. Metropolis Atlantis harus mengalami penderitaan
dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan (unprecedented
proportions)."Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari
sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa : Ada suara guntur yang
menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan,
kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang
mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar
datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula....
Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan
pulau Sumatera ( Letusan Gunung Krakatoa Purba )...patut di ingat letusan
gunung krakatau berulang tidak hanya sekali, saat ini dia sedang tidur"
9. Metropolis Atlantis harus tenggelam seluruhnya
atau sebagian di bawah air."Paparan sunda yg tenggelam"
10. Waktu kehancuran Metropolis Atlantis adalah 9000
tahun Mesir, sebelum abad ke-6 SM."Akhir jaman es sekitar 6 SM"
11. Bagian dari Atlantis berada sejauh 50 stadia (7,5
km) dari kota."Saat ini kota itu tenggelam didasar laut"
12. Atlantis padat penduduk yang cukup untuk
mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal, 1.200.000
pasukan) "Klo indonesia, India, China masalah populasi penduduk, jelas
besar'nya"
13. Ciri agama penduduk Atlantis adalah mengurbankan
banteng-banteng."Di daerah ujung kulon selain terdapat badak juga terdapat
banteng liar"
14. Kehancuran Atlantis dibarengi oleh adanya gempa
bumi."Apabila gunung meletus pasti diiringi dengan gempa, dan daratan
Nusantara dalam sebulan bisa terjadi 30 s/d 40 kali dari yg berskala richter
kecil hingga besar"
15. Setelah kehancuran Atlantis, jalur pelayaran
tertutup."Pasti'nya secara otomatis tertutup apabila sebuah komunitas
terhancurkan dan tidak dihuni"
16. Gajah-gajah hidup di Atlantis."Di Sumatera
dan Jawa hidup spesies gajah asia"
17. Tidak mungkin terjadi proses-proses selain
proses-proses fisik atau geologis yang menyebabkan kehancuran
Atlantis."Indonesia terkenal dengan negeri bencana fisik, dari gempa bumi,
letusan gunung berapi, hingga tsunami"
18. Banyak mata air panas dan dingin, dengan
kandungan endapan mineral, terdapat di Atlantis."Hampir di seluruh penjuru
negeri memiliki sumber air panas dan air dingin serta batuan mineral dari
pegunungan "
19. Atlantis terletak di dataran pantai berukuran
2000 X 3000 stadia, dikelilingi oleh pegunungan yang langsung berbatasan dengan
laut. "Klo di tilik jejeran ring of fire berada di pinggiran paparan sunda
berbatasan dengan laut HINDIA"
20. Atlantis menguasai negara-negara lain pada
zamannya."Majapahit saja mengusai sampai thailand and Filipina, maka
Atlantis bisa lebih dari itu"
21. Angin di Atlantis berhembus dari arah utara
(hanya terjadi di belahan bumi utara)"Klo yg ini diambil dari catatan
Plato yg mana ??????"
22. Batuan Atlantis terdiri dari bermacam warna:
hitam, putih, dan merah."Dari Tanah liat,Batu keramik,batu gunung, batu
kali semua warna batu ada di nusantara ini"
23. Banyak saluran-saluran irigasi dibuat di
Atlantis."Pada masa kerajaan tarumanegara abad ke 5 M saja mampu membuat sebuah
kanal / sungai yg menjadi nama kota bekasi, pasti'nya tehnologi ini di pelajari
dari generasi sebelum'nya"
24. Setiap 5 dan 6 tahun sekali, penduduk Atlantis
berkurban banteng."Itu hanya penduduk atlantis yg tau, menyangkut
kepercayaan"
Dari 24 syarat tersebut para peneliti tidak
mencantumkan yaitu :
1. "Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari
curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat."
(Critias), "Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan
karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar."
(Critias).."Daerah dengan curah hujan tahunan hanya terdapat di daerah
beriklim tropis, dengan iklim'nya tersebut maka tanah-tanah'nya adalah tanah yg
subur dan itulah Nusantara"
2. "Orichalcum ( kuningan dan tembaga ) bisa
digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga
dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak
terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan
untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun
darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat
banyak gajah" (Critias)..."Daerah yg terkenal jumlah kayu'nya adalah
Hutan Hujan Tropis, itu hanya terdapat di amerika selatan dan asia tenggara.
Dan Nusantara adalah penghasil Tembaga ke 3 di dunia"
Dari catatan Plato ada yang perlu di cermati :
1.Dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah
pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,di depan
pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu
adalah kerajaan Atlantis. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan
Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau
lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh
benua yang menjadi pembatas laut Atlantik. Laut yang ada di dalam pilar-pilar
Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit.
Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang
mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini, ada
sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain
disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya (Timaeus)"Dari
catatan tersebut Kekuasaan dari Negeri Atlantis terdiri daratan sebagian dari
benua yang terletak berbatasan langsung dengan samudra. Di sekitar Negeri
Atlantis terdapat beberapa pulau dan salah satu'nya pulau besar yg memiliki
selat. Seperti'nya Pusat dari negeri Atlantis terletak paada sebuah pulau besar
yang menguasai pulau-pulau di sekitar'nya dan sebagian dari benua.
2.Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000
tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama
waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam
sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu
wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan
menutupinya dari pandangan mata." (Critias)..."Tenggelam'nya daratan
Atlantis tidak seketika apabila kita menilik dari kata selama 9000 tahun mesir,
berarti ada perjalanan waktu menuju daratan itu tenggelam sepenuh'nya. Hal ini
mungkin timbul karena naik'nya air laut secara bertahap akibat berakhir'nya
jaman es.
3."Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar
biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu
muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)...."Namun
sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari
satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis
lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana
menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang
diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut." (Timaeus)
"Terdapat 2 bencana yg sama dari kedua catatan (
Critias dan Timaeus ), Gempa bumi dengan air bah mungkin yg di maksud Gempa
Bumi yang menimbulkan Tsunami tetapi sebelum'nya telah terjadi hujan lebat.
Bencana yg ini mungkin dari satu waktu seperti halnya Gempa Aceh atau gempa
letusan gunung krakatau yg meluluhlantahkan seisi kota dengan menenggelamkan
kota-kota di Sumatra dan perairan selat sunda untuk beberapa saat dan kemudian
meninggalkan lumpur/kotoran dasar laut. Dengan banyak'nya lumpur di bekas area
yg di terjang tsunami sehingga membuat transportasi ke area tersebut terputus,
seperti hal'nya kejadian tsunami aceh.
4.Kekuatan ini datang dari samudera
Atlantik...."Pada saat itu opini masyarakat yang berkembang bahwa bumi itu
datar, sehingga hanya ada satu samudra dalam pemikiran masyarakat pada jaman
tersebut termasuk di dalam'nya Plato"
Atlantis mungkin saja berada di INDONESIA mungkin
juga bukan, Yang perlu kita lihat adalah masa depan bukan masa lalu tetapi masa
lalu itu perlu di kenang untuk sebuah pelajaran.
Benarkah Tanah
Yang Dijanjikan Bukanlah Palestina, Indonesia/Nusantara adalah "THE
PROMISED LAND" yang sebenarnya?
Tentang Peradaban Jawa
(Peradaban Atlantis) dikaitkan dengan kiprah Bani Israel, ada fakta yang
menarik apabila anda berkunjung ke situs resmi Israel misalnya di Kantor
Perdana Menteri Israel dan Kantor Kedubes Israel di seluruh dunia terpampang
nama Ibukota Israel : JAVA TEL AVIV / JAWA TEL AVIV, dan MAHKOTA RABBI YAHUDI
yang menjadi imam Sinagog pake gambar RUMAH JOGLO JAWA. Dengan demikian apakah
Bani Israel merasa menjadi keturunan Jawa ? Yang disebut Jawa adalah seluruh
Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir
besar oleh Allah SWT, setelah banjir besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau
yang sekarang disebut Indonesia, hanya beberapa etnik yang masih tersisa,
selebihnya menjadi cikal bakal bangsa2 dunia antara lain bangsa India, Cina (
termasuk Jepang ), Eropa, Israel, Arab, dan Indian ( silahkan baca hasil
penelitian Prof. Santos selama 30 tahun tentang Benua Atlantis terbitan
Gramedia ).
Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral
atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang
dikatakan : "ora jowo" berarti "tidak punya akhlaq atau tidak
punya sopan santun", sebutan jawa ini sejak dulunya dipakai untuk menyebut
keseluruhan wilayah nusantara, penyebutan etnik2 sebagaimana berlaku saat ini
adalah hasil taktik politik de vide et impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis,
Jawa memang menjadi pusat peradaban karena dari bukti2 fosil manusia purba di
seluruh dunia sebanyak 6 jenis fosil, 4 diantaranya ditemukan di Jawa.
Menurut "mitologi jawa" yang telah menjadi
cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN
DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan
Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang
mengajarkan "ILMU KEJAWEN". Sejatinya "Ilmu Kejawen" adalah
"Ilmu Akhlaq" yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam
Alqur'an "Millatu Ibrahim" dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam wujud Alqur'an dengan "BAHASA ASLI (ARAB)", dengan
pernyataannya "tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq".
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India
maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar "Ilmu
Kejawen" kepada Guru Janabadra dan mengembangkan "Ilmu Kejawen"
ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing2, di India mereka namakan
"Ajaran Hindu", di Cina mereka namakan "Ajaran Budha".
Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha dan Alqur'an, ternyata
tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI
SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. Bukti lain bahwa Ajaran Budha
berasal dari Jawa adalah adanya prasasti yang ditemukan di Candi2 Budha di
Thailand maupun Kamboja yang menyatakan bahwa candi2 tsb dibangun dengan
mendatangkan arsitek dan tukang2 dari Jawa, karena memang waktu itu orang Jawa
dikenal sebagai bangsa tukang yang telah berhasil membangun "CANDI
BOROBUDUR" sebagai salah satu keajaiban dunia.
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam
dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam
UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya "CANDI BOROBUDUR" adalah
bangunan yang dibangun oleh "TENTARA NABI SULAIMAN" termasuk
didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang disebut dalam Alqur'an
sebagai "ARSY RATU SABA", sejatinya PRINCE OF SABA atau "RATU
BALQIS" adalah "RATU BOKO" yang sangat terkenal dikalangan
masyarakat Jawa, sementara patung2 di Candi Borobudur yang selama ini dikenal
sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam sorga yang
menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting. Dalam literatur
Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang dan berambut
keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan
berambut keriting ( perhatikan patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur ).
Hasil riset tsb juga menyimpulkan bahwa "SUKU
JAWA" disebut juga sebagai "BANI LUKMAN" karena menurut
karakternya suku tsb sesuai dengan ajaran2 LUKMANUL HAKIM sebagaimana tertera
dalam Alqur'an. Perlu diketahui bahwa satu2nya nabi yang termaktub dalam
Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang
beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan
SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo serta meninggalkan negeri bernama SLEMAN
di Jawa Tengah. Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan dari Nabi Daud yang dikatakan
didalam Alqur'an dijadikan Khalifah di Bumi ( menjadi Penguasa Dunia dengan
Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud juga dikatakan raja yang
mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga
bersuara merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung.
Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah "SYAILENDRA"
, menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal dari kata saila dan indra,
saila = gunung dan indra = raja.
Jadi
sebenarnya Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel
asli yang hanya terdiri 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13
yaitu Suku Khazar (yg asalnya dari Asia
Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel yang mengalami diaspora dengan
penduduk lokal, posisi suku Khazar ini mayoritas di seluruh
dunia. Sedang Yahudi asli Telah menghilang yg dikenal sebagai suku-suku yg
hilang "The Lost Tribes" yang mana mereka pergi ke timur dan banyak
yg menuju ke "THE PROMISED LAND" yaitu Indonesia
Benarkah Benua
Atlantis Yang Hilang Berada di Indonesia?
Tak perlu terlalu serius membaca tulisan ini, anggaplah sebagai
suatu fiksi kalau anda tidak suka. Tapi, kalau anda mau serius dan sedikit
membuka pikiran terhadap berbagai kemungkinan, ya, silahkan saja."
Setelah berkonsultasi dengan "pakar"
soal Atlantis dari Indonesia, saya dapat jawaban sebagai berikut: "Ada
banyak versi tentang Atlantis, E. Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya,
dan Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 – 10.000 SM.)
"Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa
daerah atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin provinsi atau negara
bagian. Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika
sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut para ahli terkena bencana alam
besar paling sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu.
"Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam
tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan
negara itu terjadi sekitar tahun 12.000 – 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub
mencair dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan
penduduk Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak
tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai
dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu
Nabi Nuh. Kenapa bisa ada berbagai mitos sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh
pada berbagai peradaban di dunia pada masa lalu? Kemungkinan besar karena
memang mitos itu berasal satu "kejadian yang sama" dari satu
kebudayaan dan tempat yang sama.
"Setelah negeri Atlantis tenggelam, maka
penduduk Atlantis itu pun mengungsi ke daerah yang lebih tinggi yang sekarang
kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah.
Mereka membawa ilmu pengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah
yang baru."
Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame
Blavitszki — pendiri Teosofi — yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari
seorang "bijak" dari benua Lemuria di India. Di dalam kebudayaan
Lemuria, spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja
para dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai
simbol energi maskulin.
Hal ini cocok dengan spiritualitas di Indonesia yang
pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro
Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap
sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa
lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 5 kali oleh Sultana
(raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab yang sangat
maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat/Jawa Tengah
sekarang, pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil.
Di dalam kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi
(baik spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang
disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang
berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu
kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan
Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu
mengalami kemunduran dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India
yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang
kemudian dikenal menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata
(5000 tahun lalu). Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi
perang Baratayuda yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan
teknologi laser dan nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai
padang Kurusetra sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat).
Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke Mesir,
Mesopotamia (Timur Tengah), Cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar
setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban dunia waktu itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi disebarkan
secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok esoteris yang
ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa) dan Timur
Tengah. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai "Alkimia", yaitu ilmu
yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak
mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika
manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual)
Kelompok-kelompok esoteris ini mulai menyadari bahwa
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan
kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah
sebabnya kelompok-kelompok esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan
ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai
versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia.
Ajaran-ajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama
di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya
diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran
dan Kasih dalam dirinya.
Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari
berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru
berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama
justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana-mana. Sungguh ironik,
ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi pusat
konflik selama berabad-abad. Tetapi, itu bukan salah agama, melainkan para
pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap memasuki inti agama:
spiritualitas.
Pada abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung dan
Renaissance, kelompok-kelompok esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini
mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi — ilmu pengetahuan dan
teknologi — untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung menjadi
alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih luas. Kita
mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri, Copernicus,
Galelio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles Darwin
bahkan sampai ke Albert Einstein, T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah
tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang berhubungan —
kalau tidak bisa dikatakan dididik — oleh kelompok-kelompok esoteris ini.
Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan
dunia saat ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang seharusnya digunakan untuk "menyamankan" kehidupan sehari-hari
manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi
spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat
politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya
10 – 100 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada
tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan
spesies di bumi.
Belum lagi eksploitasi secara membabi buta terhadap
alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di mana-mana.
Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun telah
berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan efek
rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia tidak
secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai 50
tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New York
City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri
Atlantis akan terulang kembali.
Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan
"Lemuria" atau "Atlantis" yang ada di bumi. Pada saat ini
dua akar konflik, yaitu "agama" dan "materialisme" telah
bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di
muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan
anti-human persis seperti perkembangan agama di Eropa dan timur tengah sebelum
masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk
mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai
ajaran sesat, bid'ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan
pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak
"partai-partai agama" yang berkuasa di berbagai negara, baik di
negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah
terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau
"agama-materialistik" ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud
dalam bentuk-bentuk teror yang mengancam dunia.
Sudah saatnya, para spiritualis di
"Lemuria" mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh-temeh
tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus
diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas
profetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksistensi
seluruh spesies di "Lemuria", di bumi yang amat indah ini. Tugas ini
tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi
atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh "manusia-biasa"
juga harus terlibat di dalam tugas ini.
Jika hipotesis Prof. Santos*) memang benar, bahwa
Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang
tinggal di sini punya tugas yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang
tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit
Kasihnya, bangkit sains dan teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah
Lemuria yang selama ini sudah salah arah.
Kejayaan masa lalu bukan hanya untuk dikenang, atau
dibanggakan, tetapi harus menjadi "energi-penggerak" kita untuk
mengambil tanggung jawab dan tugas demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan
peradaban Lemuria beserta seluruh spesies yang ada di bumi ini. Seperti kata
Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang bertajuk Indonesia Jaya, "Masa
depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada masa lalumu, wahai putra-putri
Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar