08 April, 2013

Pelacur Kehidupan

Tubuh melenggak-lenggok menarik perhatian para lelaki yang memandangnya. Berjalan hilir mudik di trotoar bak seorang peragawati memamerkan kemolekan tubuhnya. Ada yang bergerombol dengan sesamanya, ada pula yang menyendiri di bawah terpaan cahaya lampu jalan. Mata genitnya tak luput menatap isi dalam setiap mobil yang melintas dengan cermat, dengan harapan kalau saja ada lelaki yang punya banyak uang tertarik dengan penampilannya dan mau mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil.

Untuk menarik perhatian, mereka ber make up tebal, gincu merah merekah merangsang. Ada yang berselendang layaknya Marliyn Monroe, namun ada pula yang berkerudung. Sepertinya ia bukan dari kalangan yang nakal, seperti gadis alim. Apalagi ia tidak ber make up tebal, hanya gincu merah muda yang mengulas bibirnya, kelihatannya dia gadis baik-baik. Ia tidak bergerombol dengan gadis-gadis lain penjaja kenikmatan dan lebih suka duduk di bawah pohon sambil sesekali memperhatikan mobil yang melintas.

Rupanya ia sedang menunggu boss besarnya yang diburu oleh seluruh teman-teman sesama wanita malam, seorang pejabat bersafari berkantong tebal yang akan lewat dengan mobil besar nan mewah. Ia menunggunya karena dijanjikan bahwa malam itu akan dibawa berkeliling kota sebelum menghabiskan malam di hotel berbintang oleh boss besar itu.

Tak berapa lama terlihat moncong mobil si boss besar itu dari balik kegelapan malam. Gadis itu berdiri dengan penuh harap dan mencerahkan air mukanya untuk bersiap memasuki mobil sang boss. Namun alangkah kagetnya ia karena mobil boss besar ternyata berhenti 100 meter sebelum pangkalan. Dengan merendahkan kepala dan mengecilan bola matanya ia memperhatikan apa yang dilakukan boss besar itu. Ternyata mobil boss besar itu berhenti tepat di sebelah gadis lugu yang kelihatannya bukan berasal dari teman-temannya di pangkalan. Pintu samping depan mobil boss besar terbuka, dan gadis lugu itu memasuki dengan mesra ke dalam mobil.

Sontak saja sang gadis berkerudung itu merah padam penuh amarah, karena ternyata boss besar itu lebih tertarik untuk membooking gadis lain. Ia langsung mencegat mobil yang sedang melaju ke arahnya dengan menggebrakkan tas jinjingannya ke kap mobil boss besar, mobil pun berhenti karenanya.

“BRAAKK!!! Boss, apa-apaan ini?!! Kemarin kan boss sudah janji mau bawa saya, kenapa tiba-tiba bawa gadis lain yang belum pernah saya lihat??? Boss ini tidak tahu etika ya! Saya sudah dari sore berdandan, dari sore saya tidak mengambil tamu, Eeeh sekarang malah ambil cewek lain, di depan mata saya lagi, boss maunya apa sih?? Kalau begitu perlakuan boss, saya tidak mau lagi naik mobil boss, kalau perlu saya akan lempar mobil boss dengan batu jika lewat sini!” Begitu sergah si gadis berkerudung dengan teriakan dan nafas tergopoh yang mengundang perhatian orang-orang di sekitar.

Pintu kemudi mobil terbuka, dan turunlah boss dengan safari memanggil gadis berkerudung itu. Boss dengan kharismanya menjulurkan tangan untuk memberi isyarat agar gadis berkerudung masuk ke dalam mobil. Sang gadis berkerudungpun akhirnya mengerti bahwa sang Boss mau berbicara dengannya tentang hal ini, ia pun masuk menuruti perintahnya. Boss besarpun ikut masuk kembali dan menepikan mobilnya. Hening beberapa saat menimbulkan tandatanya bagi orang-orang yang sedari tadi memperhatikan pertengkaran itu.

Tak berapa lama, kaca depan kemudi mobil terbuka karena sang boss ingin memberi tip pada tukang parkir langganan yang menjaga mobilnya. Terdengarlah tertawa cekikikan para gadis yang ada dalam mobil. Ternyata ada beberapa gadis yang duduk di kursi belakang, termasuk si gadis berkerudung itu. Dan ternyata gadis berkerudung pun sudah ikut tertawa cekikikan bercanda mesra dengan si boss dan gadis-gadis lain.

Tukang parkirpun bergumam: “Berantem-berantem juga, begitu disodori kursi belakang, akhirnya akur-akur juga tuh, nyampur lagi sama cewek yang lain. Ah dasar pelacur, ngga punya prinsip. Tadi bilangnya ngambek mau pisah, pakai ngancam mau nimpuk mobil si boss lagi… Sekarang mau juga dibawa indehoy. Biar lelakinya banyak tingkah asal kantongnya tebal, disuruh jilat ludahnya sendiri juga mau. Mereka sebenarnya kan maunya cuma duit si boss saja Nanti begitu si boss ngga punya duit lagi, pasti dia ditinggalin. Ada uang abang kusayang, tak ada uang abang ku tendang hua ha ha…”

Tukang rokok pun ikut menyambut: “Mangkanye kang… punye anak gadis kudu ati-ati dah, jangan ampe dibo’ongin. Saye sering denger wejangan: Jangan deketin Zinah, karena itu perbuatan nyang keji. Mendekati aje udah kagak boleh, apalagi ngelakonin. Jangan biarin anak-anak kite jadi kagak punya prinsip, soalnye itu bakal bikin die menghalalkan segale care untuk ngedapetin ape nyang dipengenin. Pengen dapat duit nyang banyak, jabatan tinggi, dipuja orang. Pasti tingkah lakunye bakal ngelawan norme-norme agame, sementara die kagak nyadarin kalo entu bakalan bedose. Ah… pokoknye jangan jadi pelacur dah, titik…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar